Alm Gortap Sitompul Peroleh Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari SBY

Almarhum (alm) Gortap Sitompul, putra batak kelahiran Sibagindang Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), memperoleh penghargaan tanda kehormatan bintang jasa utama dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berdasarkan keputusan Presiden RI No.060/TK/tahun 2009.

Penghargaan ini diterima langsung oleh putri keempat almarhum Kartini Sitompul di Istana Negara, 9 November 2009. Penghargaan ini diberi mengingat almarhum yang dikenal dengan nama Namora I Langit, sebagai sosok cikal bakal terbitnya mata uang khusus Provinsi Sumatera Utara, dengan nama uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera Utara (ORIPS) tahun 1945.

Atas kebahagiaan itu, ketujuh putra/putri almarhum, Butti Sitompul, Hermina br Sitompul, Manur br Sitompul, Kartini br Sitompul, Robert Sitompul, Jannes Sitompul dan Mangasa V Sitompul, menggelar syukuran di Griya Dome, Senin (30/11) malam. Acara ini dihadiri marga Sitompul di Medan dikemas dengan tajuk mengenal Alm Gortap Sitompul.

Kartini Sitompul kepada wartawan mengatakan, ayahnya lahir di Sibagindang Pahae Julu Taput, pada 7 Juli 1907, memiliki pekerjaan sebagai pengusaha percetakan, dengan mendirikan percetakan di Pematang Siantar.

Almarhum memiliki mesin cetak Gordon, Snelpers dan dua mesin Heildelberg otomatis dibeli dari perusahaan Belanda “Deli Counraut” di Medan. Tahun 1946, Kepala Jawatan Keuangan Sumut sebagai utusan Pemerintahan RI, membawa pesan dari Presiden I RI, Ir Soekarno melalui Menteri Keuangan kepada Gubsu Mr Teuku Muhammad Hasan.

Pesan itu, agar mengusahakan sendiri percetakan uang untuk kepentingan perjuangan nasional, dengan alasan pemerintah pusat tidak memungkinkan mengirimkan peralatan cetak uang dari Pulau Jawa.

Sukarela

Atas permintaan pemerintah Sumut, almarhum secara sukarela meminjamkan mesin cetaknya, dan terlibat langsung secara teknis mencetak uang tersebut. Sehingga ORIPS dicetak dengan nominal Rp1 (satu rupiah), Rp 5 (lima rupiah), Rp10 (sepuluh rupiah), Rp100 (seratus rupiah).

Tahun 1947 terjadi agresi Belanda dan menduduki Pematang Siantar, almarhum mengamankan klise ORIPS ke Bukit Tinggi-Sumatera Barat dan diserahkan kepada EM Damran (sebagai pemegang arsip/dokumentasi).

Secara resmi klise itu langsung diserahkan kepada Wakil Presiden RI I, Muhammad Hatta. Sejak penyerahan tersebut, tutur Kartini, keberadaan mesin cetak tersebut tidak diketahui keberadaannya hingga kini.

Perjuangan

Sementara, Lamsiang Sitompul SH seorang kerabat alm. Gortap mengungkapkan perjalanan untuk mendapatkan pengakuan pemerintah atas jasa yang diberikan almarhum membutuhkan waktu 30 Tahun.

Sejak pemerintahan dipegang Soeharto, perjuangan telah dilakukan putra/i almarhum, hasilnya terwujud saat SBY memimpin. Namun dari penghargaan yang diberikan pemerintah kepada keluarga, masih menyisakan satu ganjalan, karena hingga saat ini belum mendapat kejelasan keberadaan mesin cetak itu.

Sebagai keluarga Sitompul, ia berharap pemerintah memberikan penjelasan keberadaan mesin tersebut. Kalaupun sudah tidak diketahui atau rusak, tidak ada salahnya pemerintah memberikan ganti rugi sepantasnya.

Sunber : http://www.analisadaily.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mei 2008 Konsorsium PLTP Sarulla Laksanakan Pekerjaan Topo Survey Dan Soil Test

SUDAH SAATNYA PAHAE SATU DAPEM PADA PEMILU 2009

Menilik Akurasi AMDAL PLTP Sarulla